"Ketika Jarak Mendewasakanku".
By azlvrn - Maret 26, 2019
Sebuah cerpen by Azlia Avriani
"Ketika Jarak Mendewasakanku".
Aku belajar banyak hal dari orang sekelilingku, Ibu
dan kakak kakakku adalah wanita yang paling hebat. Aku ingin kuat seperti
mereka dalam menjalanj hidup. Aku gak pernah menyangka mereka bisa melewati
ujian hidul dengan sabar. Disini aku akan bercerita satu persatu kisah dari
wanita wanita luar biasa ini. Tapi aku disini bukan ingin membuka aib keluarga
ku sendiri melainkan aku ingin menginspirasi banyak orang dan memperkenalkan
wanita wanita tangguh dan kuat dalam menjalani hidupnya.
Ibu. Dia adalah wanita satu satunya dari 2
bersaudara, dia memiliki kakak laki laki yang hanya beberapa tahun darinya.
Semenjak dia menikah dengan papaku, dia bahagia
tetapi dibalik kebahagiaannya dia menyimpan luka yang cukup menyakitkan. Dia
memendam lukanya seoranh diri.
Papa yang suka pulang larut malam dan pernah mama
melihat papal dengan wanita lain dan mana memaki wanita itu dengan makian yang
tidak sepantasnya mama ucapkan.
Hari silih berganti mama tetap sabar menghadapi hari
harinya dengan sifat papa itu. Sampai dikaruniai 5 orang anak. Termasuk aku
adalah anak terakhir. Lika liku kehidupan mama jalani dengan penuh kesabaran
hingga pada akhirnya sebuah kesalahpahaman menimpa keluargaku dan mengakibatkan
mama dan papa berpisah. Mama meninggalkan rumah ketika papa mengusir mama
dengan tidak ada rasa ampun lagi untuk mama.
Mama lebih memilih pulang kerumah orang tuannya. Aku
dan saudara saudarak kandungku Cuma bisa menangis melihat perlakuan papa
kemama. Aku yang masih beusia 5 tahun harus dihadapi dengan ujian seberat ini.
Mama meninggalkan kami, Cuma bisa menangis dan tidak membawa apapun saat itu
hujan yang cukup deras mama tetap memilih untuj pergi.
Kami tidak berhenti untuk menangis dan ingin rasanya
kami menyusul mama. Sekarang aku dan saudara saudaraku harus dipisahkan ileh
jarak dengan mama. Kami masih membutuhkan kasih sayang seorang ibu, figur
seorang ibu. Tapi takdir berkafa lain.
Hari hari dilalui dengan tidak adanya mama dirumah,
ketika itu saudara saudara ku pun sekolah, papa kerja dan aku pun di titipkan
kerumah adeknya papa. Aku disana diperlakukan dengan tidak pantas dan tidak
terurus, sampai setahun akh masih diperlakukan tidak menyenangkan. Papa yang
sibuk, saudara saudara ku pun sibuk. Aku akhirnya dimasukkan sekolah krn umurku
yang telah berusia 6tahun. Disekolah tiba tiba mama datang menemui dan meminta
ijin untuk membawa ku pergi dengan alasan “ ada acara keluarga” dan aku pun di
beri izin untuk pulang.
Aku pun dibawa mama pergi kemedan tempat nenek,
hingga saat itu aku dipisahkan oleh jarak dengan papa dan saudara saudaraku.
Aku tak percaya, akupun dibawa kembali bersama
papa. Papa mengambilku lagi dari mama.
Aku seakan dilema dengan takdir ini. Diusiaku yang cukup muda untuk mengerti
apa yang telah terjadi. Akupun pasrah pada saat itu, terserah mereka aku
diperebutkan dan dioper sana sini. Dan pada akhir nya mama mengambilku kembali,
mama tidak tega dengan kondisi ku yang selalu di titip dirumah adiknya papa.
Sepulang aku dari rumah adiknya papa aku muntah darah,
aku tidak tau apa penyebabnya mama nangis dan membawa ku ke puskesmas. Mama
seakan menyalahkan diri nya sendiri atas apa yang telah terjadi padaku. Aku
benar benar tidak diurus oleh adiknya papa ku. Aku diperlakukan seperti anak
tiri sampai kejadia ini menimpaku.
Papa tidak hanya berdiam diri merelakan ku bersama
mama. Papa pun menyusulku kemedan untuk mengambil ku kembali. Tetapi mama
menghalangi papa untuk membawaku. Mama yang tak berdaya untuk mencegah papa.
Mama pun mengambil pisau yang dipegangnya ditangan kanan dan kiri. Mama
mengatakan " jika anda ingin mengambil anakku lewati aku dulu".
Dengan kemarahan yang begitu membara, entah setan apa yang bisa membuat mama
melakukan itu. Papa hanya terdiam malahan kakak ku yang berani melawan
perkataan mama itu. Posisi kakak ku adalah anak perempuan pertama papa dan
mama.
"mama tidak berhak mengambil adek, adek lebih
baik sam kami" pungkas kakak.
Tidak!! Tidak
ada yg boleh membawa adek, langkahin dulu mama”. Kata mama. Aku yang ketakutan
lari kekamar dan lebih memilih bersembunyi. Aku trauma dengan pertengkaran itu.
Aku sedih, kakak tega melawan mama yang
telah melahirkan dia.
Papa dan 4 saudaraku pulang dengan tidak membawa ku,
mereka pasrah dan merelakan aku untuk bersama mereka.
Tahun berganti tahun, mama pun membuka usaha
catering untuk mencukupi kebutuhan kami. Mama adalah wanita yg kuat yang aku
miliki sekarang, di keseharian mama yang hanya berdua denganku.
Saat mama mengantar catering kerumah tetangga,
dijalan mama bertemu seorang laki laki yang mngendarai mobil mengklakson mama
dipinggir jalan. Mama yang niatnya hanya membalas sapaan dari pemuda itu.
Tetaapi pemuda itu berniat untuk berkenalan dan ingin melamar mama.
Mama seorang single parent yang ingin bahagia,
pemuda itu datang kerumah nenek dan kakek ku dimedan untuk segera melamar mama.
Kondisi pemuda itu telah memiliki istri dan 2 orang anak.
Aku tidak mengerti apa yang telah terjadi yang
telaah membuat mama menerima lamaran pemuda yang telah memiliki istri dan 2
anak tersebut.
Pada saat itu, aku sangat merindukan papa. Kini aku
dan papa dan 4 saudaraku dihalangi oleh namaanya "jarak" jarak
memisahkan kami, papa dan 4 saudaraku hilangg tanppa jejak sejak mama dan pala
berpisah, entah bagaimanaa kabar mereka sekarang.
Mama dan ayah pun sekaraang resmi menjadi sepasang
suami istri.
Ayah adalah sebutan untuk ayah tiriku, dia sekarang
yang mendampingi dan menemani keseharian mama. Dia adalah sosok ayah yang baik,
dia mau merawatku dan menyayangiku seperti anak kandungnya sendiri. Tahun
berganti tahun aku memiliki adik baru dari ayah dan ibuku, walaupun mereka adik
tiriku tapi mereka dilahirkan di rahim yang sama sepertiku, yaitu rahim ibuku
sendiri. 2 orang adik yang Allah berikan untuk temanku dirumah.
Berselang beberapa tahun, mama mendapat kabar dari
kakak, Allah telah memberikan jalan untuk aku dan mama bertemu 4 saudaraku
lagi. Mereka sekarang tinggal di Riau dan kebetulan kakak akan mengadakan pesta
pernikahannya, dia mengundang mama untuk hadir.
Dan Alhamdulillah, aku mama dan 2 orang adikku hadir
pada acara pesta itu. KArena kakak tidak akan melangsungkan pernikahannya
apabila mama tidak hadir.
Acara pun berlangsung khitmat. Setelah acara
selesai, berselang beberapa hari. Aku dan mama pulang kembali ke aceh, karena
acara kakak dilangsungkan di riau. Jadi mau gak mau sekarang kami harus pulang
karena kondisi nya aku yang masih duduk di bangku sekolah SD.
Jarak memisahkan aku lagi dengan 4 saudadaku. Aku
pernaj benci dengan keadaan ini ingin rasanya berontak menyalahkan keadaan,
mengapa mama papa tidak bisa bersatu?
Aku benci dengan keadaan ini, aku marah.
Tapi, aku yakin jarak ini pasti bisa mendewasakan
aku, karena tadinya aku yang terlahir sebagai anak bungsu, aku harus jadi anak
sulung dirumah mama dan ayah. Itulah agar aku bisa menjadi anak yang dewasa,
bisa menerima kenyataan yang pahit ini.
Tahun berganti tahun kakak ku mengeluh dengan
keadaan setelah ia menikah, suaminya yang tidak mau bekerja, suka tidak betah
dalam pekerjaannya. Bersikap kasar pada kakak, suka mabuk mabukkan. Ya Allah
cobaan apa lagi ini. Kakak ku harus mengalami kenyataan pahit ini, tapi kakak
tetap sabar menjalani hari harinya, walaupun dia yang bekerja mencukupi
kebutuhan rumah tangganya. Aku bangga memiliki kakak setegar dan sekuat dia. Inilah
yang membuat kubertahan menunggu jodoh yang tepat untukku, karena semoga saja
kejadia kakak ku tidak terulang padaku. Kakak selama bertahun tahun tetap
mempertahankan pernikahannya yang sudah bisa tidak harmonis lagi ditambah kakak
juga belum dikaruniai anak.
Aku yang masih stay di aceh bersama mama dikejutkan
oleh kedatangan 2 saudara kandungku, kakak laki laki ku yang nomor 2 dan kakak
perempuanku yang nomor 4. Mereka berniat untuk stay beberapa bulan diaceh
bersamaku dan mama, ayah dan adik-adik ku. Tapi kakak laki-laki ku yang nomor 3
tidak ikut ke aceh. Kondisi nya kakak
laki laki ku yang nomor 3 itu sedang menjalani studinya di jambi, karena papa
dan 4 saudaraku udah stay di jambi. Papa udah pindah kontrak di jambi.
Ketika kakak ku datang, aku memiliki adik baru 1
lagi, tambah lagi adikku. Jadi sekarang adikku udah 3 orang dan anak mama yang
terakhir ini terlahir dengan cesar. Mama dioperasi.
Beberapa bulan berikutnya, saat ku duduk di bangku
smp, kakak laki laki ku ingin pulang ke jambi. Dia ingin mencari kerja dijambi,
tetapi kakak perempuan ku tetap stay di aceh menemaniku dan mama.
Bertahun tahun kakak ku tinggal bersama kami sampai
akhirnya dia dilamar oleh orang aceh, saat malam pelamaran dan persiapan dari
baju, makanan hingga tempat sudah tertata dengan rapi. Kakak ku yang nomor 4
ini bermimipi, kalau gaun yang akan dipakainya untuk besok telah tercabik
cabik, ini pertanda apa? Kakak ku menangis dengan kejadian dalam mimpi itu. Ia
ketakutan akan terjadi sesuatu pelamarannya besok.
Hari yang di tunggu tunggu pun tiba, sebenarnya
kakak ku menikah karena dia ingin melihat mama bahagia, dia tidak menyukai
laki-laki itu. Dia berjanji apapun akan
dilakukannya supaya mama bahagia, karena dari kecil ia telah terpisag dengan
mama dan sekarang dia mencoba untuk berbakti pada mama dan menuruti kemauan dan
keinginan mama untuk dia menikah dengan laki laki aceh itu.
Alhamdulillah acara pelamaran berlangsung dengan
khitmat selang beberapa haari ada cerita tentang calon kakak kalau dia pergi
dengan wanita lain, tapi kakak tidak percaya, dan tetap mempersiapka acara
pernikahannya. Malam itu kakak bermimpi lagi kalau bajunya di cabik cabik lagi,
ini sudah kedua kalinya kakak bermimpi hal yang sama.
Dan mimpi itu telah terjawab ternyata laki laki itu
menghianati kakak, dan akhirnya pernikahan kakak batal. Sangat hancur perasaan
kakak, sekian kalinya musibah menghampiri kehidupannku, ibu, kakak kakak ku
tidak pernah merasakan kebahagiaan, mereka wanita wanita yang kuat menghadapi
kehidupannya dengan sabar dan tegar.
Akhirnya kakak pun bangkit dari keterpurukannya dan
move on dari laki laki jahat itu. Kakak pun memutuskan pergi ke jambi dan
menyibukkan dirinya dengan bekerja.
Lagi lagi jarak pun menjadi penghalang aku mama dan
kakak kakak ku.
Tapi aku yakin suatu hari nanti sesuatu yang aku
sebut jarak ini dapat mengubah kedewasaan ku menjadi lebih bijak dalam
menghadapi setiap musibah yang ada.
Terimakasih, mama, kakak kakak ku kalian telah
mengajarkanku menjadi wanita wanita kuat dan bersykur dengan apa yang telah
kita miliki.
0 komentar