Sebelum tiba di hari H, kita masih punya waktu untuk membekali diri, menguatkan hati, mengendalikan emosi, memadamkan ambisi-ambisi. Sebab, setelah akad terucap, detik itu juga kita tidak lagi sendiri. Kita telah resmi menjadi sepasang suami-istri. 

Impian-impianmu, menjadi bagian dari impian-impianku. Kekurangan-kekuranganku, kamulah yang akan melengkapinya. Begitu pun segala hal yang kurang darimu, akulah orang pertama yang akan melengkapinya, membersamaimu selama-lamanya.

Kita tidak boleh lagi egois, kita tidak boleh lagi meledak-ledakkan emosi, kita harus belajar lebih bijaksana untuk menahan diri atas segala hal yang sekiranya kurang penting. 

Kita pun mulai berlayar dari dermaga itu menuju sebuah samudera maha dahyat bernama rumah tangga. Jika nanti ada gelombang, maka berpeganglah erat-erat. Jika nanti ada badai kuat, maka salinglah untuk mendekap. Jika ada goncangan dahsyat yang menghantam, maka salinglah memeluk menenangkan. Sebab, beginilah rumah tangga. Akan selalu ada konflik yang melandanya. Tinggal bagaimana kita berkomitmen untuk menyelesaikannya satu per satu, menyelesaikannya berdua, dan menyelesaikannya bersama-sama. Janji ya? :)

Robiafrizan1